Rabu, 23 November 2016

Analogi sederhana yang memperjelas islam saat ini


Sebuah Analogi yg memperjelas islam saat ini :

Adalah perintah atau proyek dari seorang Raja pada sekelompok insinyur dan para anggota nya yg berjumlah banyak untuk membuat kendaraan yg bisa terbang atau pesawat. Klo berhasil maka akan menjadi penghuni istana, tapi kalo gagal membuat pesawat yg bisa terbang maka akan di hukum di jatuhkan ke jurang di tepi hutan

Ceritanya, dalam pengerjaan tsb mesin utama sudah di masukan, tapi sayang entah di sengaja atau tidak mesin yg sudah di masukan ke kerangka pesawat adalah mesin mobil biasa. Para anak buah atau pekerja nya hanya sibuk membagusi bodi pesawat, interior dan eksterior, ada yg salah pasang jendela pesawat, ada juga yg membenarkan, ada yg salah masang baut bagian tertentu namun merasa benar. Ada juga yg berdebat mengenai warna sesuai kesukaan raja. Dan ada juga yg dengan tekun bekerja dan hasil pekerjaan nya bagus entah membuat bagian interior maupun exterior. Para pekerja itu ada yg kerja nya baik dan ada yg salah.

Mereka tidak sadar mereka tak akan pernah berhasil menerbangkan pesawat itu. Dan pasti tidak akan menjadi penghuni istana. Bahkan bisa dapat amarah raja dan di masukan ke jurang tepi hutan, yg kerja nya baik maupan yg salah dapat hukuman karna gagal membuat pesawat terbang. Meski sudah berebentuk pesawat yg indah namun ternyata tidak bisa terbang (karena salah mesin utama nya)

Namun dari sekian banyak orang dalam proyek itu ada beberapa orang yg menyadari ada yg salah dengan yg mereka kerjakan. Akhirnya mereka memisahkan diri dan mulai membuat pesawat yg kecil sesuai jumlah mereka yg sedikit. Mereka memulai dengan memasukan mesin pesawat yg benar, lalu mulai membangun badan pesawat memperindah dalam dan luar pesawat. Sambil kadang mereka mengajak teman-temanya di sana yg salah untuk ikut mereka.

Pertanyaan :

Siapakah yg akan berhasil masuk istana?
Dan siapakah yg  justru malah jurang sudah menunggu di jatuhkannya mereka.

Gambaran di atas seperti yg terjadi di negara kita ini, Allah memerintah kan umatnya untuk berislam secara kaafah islam yg seperti di terangkangkan dalam qur'an dan hadits, islam seperti yg di kerjakan oleh Rosululullah SAW, yaitu islam yg berpedoman quran Hadits secara Murni dan Berbentuk Al-jamaah.

Mohon perhatikan dalil dalil berikut ini :

•Bahawa kita harus berjamaah

واعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ...الأية سورة ال عمران ١٠٣

Dan berpegang teguhlah dengan tali Allah dengan cara ber JAMA'AH dan jangan berpecah belah (jangan ber FIRQOH atau tidak JAMAAH).

Perhatikan penjelasan berikut :

1. Sahabat Ibnu Masud RA mengatakan maksud dari جميعا pada ayat tsb. adalah الجماعة (Tafsir tobari 3/30).

*Ibnu kastir berkata yg maksud ولا تفرقوا adalah : امرهم بالجماعة ونهاكم عن الفرقة
(Allah perintah dengan berjamaah dan melarang Firqoh (Tafsir ibnu kastir 2/74).

2. Sahabat ibnu abas RA ketika menafsirkan Ali imron ayat 105 :

(وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ)
Bahwa Allah perintah kepada orang iman untuk ber-Aljamaah dan melarang berselisih dan ber firqoh

3. Ibnu kastir menafsirkan surat Asyuro ayat 13 dengan mengatakan :

...... أن أقيموا الدين ولا تتفرقوا فيه ) أي : وصى الله [ سبحانه و ] تعالى جميع الأنبياء ، عليهم السلام ، بالائتلاف والجماعة ، ونهاهم عن الافتراق والاختلاف

Allah Wasiat pada seluruh nabi untuk bersatu dan ber-Jamaah dan melarang Firqoh dan berslisih.
(Dalam tafsit ibnu katsir 5/494).

4. Sabda Nabi :

عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ ، وَهُوَ مِنَ الاثْنَيْنِ أَبْعَدُ ، وَمَنْ أَرَادَ بُحْبُحَةَ الْجَنَّةِ فَعَلَيْهِ بِالْجَمَاعَةِ " .

Tetapilah dengan Al-jamaah Dan jauhilah firqoh, maka sesungguhnya syetan bersama orang yang satu (menyendiri) padahal dia berdua orang atau lebih. Barang siapa yg ingin bertempat di tengah surga maka tetapilah Al-jamaah. (HR. Tirmizi dalam kitab fitan 3/2017).

5.Dalam Hadits dari khudzaifah :

وفي حديث عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنه :.....تلزم جماعة المسلمين وامامهم.......رواه البخري في كتاب المناكب

Tetapilah jamah orang-orang islam dan imam mereka

*هذا الحديث جاء بصيغة الخبر ولكنه بمعنى الأمر، والأمر يقتضى الوجوب

Dalil- dalil di atas menunjukan wajibnya berjamaah
Pembahasannya adalah :

•Dalil nomer 1 dan 2 berisi perintah mentapi Jamaah dan larangan Firqoh, seperi penjelasan sahabat Ibnu Mas'ud dan Ibnu abas.

• Dalil nomer 3 adalah perintah Berjamaah dan larangan firqoh kepada seluruh para nabi, tidak husus pada nabi muhamad saja.

• Dalil nomer 4 pada lafazd  بالجماعة علبكم adalah perintah yang jelas untuk menetapi jamaah, karna lafaz عليكم adalah isim fiil amr.

• Dalil nomer 5 lafazd : تلزم جماعة المسلمين وإمامهم adalah kalam khobar yang bermakna Amr (perintah), karna kalimat ini merupakan jawaban dari pertanyaan sahabat Khudaifah bin Alyaman RA:
فما تأمرونى إن أدركت ذلك؟
Apa perintah mu (wahai nabi)  jika saya menjumpai keadaan itu?

*Kata-perintah menetapi jamaah di atas menunjukan wajibnya menetapi jamaah. Dalam kaidah ulama :
ألأمر يقتضي الوجوب
Kata perintah itu menunjukan Wajib.

Ancaman (sangsi)  BERAT BILA TIDAK MENETAPI JAMAAH, MEMPERKUAT HUKUM WAJIBNYA BERJAMAAH

Perhatikan dalil-dalil berikut ini :

1. Al-jamaah itu Rohmat, sedangkan firqoh itu siksa

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ»  (رواه ابن أبي عاصم في السنة ٤٤/١)

*قال الألباني في "السلسلة الصحيحة" 2 / 276 :
أخرجه أحمد ( 4 / 278 ) و هو و ابنه عبد الله في " الزوائد " ( 4 / 375 )
و القضاعي ( 3 / 1 ) عن أبي وكيع الجراح بن مليح عن أبي عبد الرحمن عن الشعبي
عن النعمان بن بشير قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم فذكره .

2. Al-jamaah di tolong oleh Allah, dan orang yg syazda (tidak jamaah) di neraka

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِي، أَوْ قَالَ: أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَلَى ضَلاَلَةٍ، وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ. رواه الترمذي

3. Tidak berjamaah itu matinya di hukumi MATI JAHILIYAH

عن عبد الله بن عمر - رضي الله عنهما - أنه سمع النبي - صلى الله عليه وسلم - يقول : من نزع يدا من طاعة أو فارق الجماعة مات ميتة جاهلية  .أخرجه الإمام أحمد ٢/١٣٣

4. Tidak berjamaah itu tidak punya hujah di hadapan Allah

عن حذيفة - رضي الله عنه - قال : سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول : من فارق الجماعة واستذل الإمارة لقي الله ولا حجة له. رواه الحاكم

*وقال الذهبي : " صحيح ، وكثير روى عنه القطان "

5. Tidak jamaah sama saja islamnya lepas

من فارق الجماعة شبرا ، فقد خلع ربقة الإسلام من عنقه. زواه ابو داود

Penjelasan :
• Dalil nomer 1 dan 2, bila tidak menetapi Al-jamaah di ancam siksa neraka

• Dalil nomor 3, tidak menetepi jamaah matinya mati jahiliyah

• Dalil nomor 4, tidak menetapi Jamaah maka tidak ada alasan untuk membela diri di hadapan Allah.

• Dalil nomor 5, Tidak menetapi jamaah berarti melepas tali islam dari lehernya.

* Dalil-dalil di atas menunjukan bahwa :

Wajibnya menetapi Jamaah betul-betul perintah dari Allah dan Rosul, bukan hasil pemikiran atau Ro'yu seseorang, maka tidak ada pilihan lain bagi orang iman kecuali mengerjakannya. Barang siapa yang menentang wajibnya menetapi jamaah berarti menentang Allah dan rosul dan berarti berada dalam kesesatan yang jelas. Seperti firman Allah dalam surat Alahzab ayat 36 :

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Menetapi jamaah adalah perkara yang besar, sehingga dampak positif yang di timbulkan juga besar, begitu pula sebaliknya : tidak menetapi jamaah jamaah adalah perkara besar sehingga dampak negatif yang di timbulkan juga besar.

Syeh hafiz Ibnu muhamad alhakami berkata :
Paling besarnya dampak posit yg di timbulkan dalam menetapi jamaah Rohmat Allah yg selalu menyertai jamaah.
الجماعة رحمةAl- jamaah itu Rahmat

Umat muslim indonesia berada di negara yg berpedoman salah bukan quran Hadits dan tidak berbentuk Al-Jamaah ¹. Masyarakat indonesia saat kemerdekaan memang menghendaki indonesia ini negara republik, negara sekuler, bukan negara islam.
Inilah kesalahan di awal dan terus berlanjut

Argumen :
•Indonesia bukan negara khilafah atau keamiran islam (dasar pokok الجماعة tidak ada di negeri ini),

•Karna indonesia negara sekuler yg memisahkan agama dengan pemerintahan atau negara, maka pemimpinnya pun sesuai karakter dan sistem negaranya, pemimpinnya boleh perempuan, boleh non muslim, kenapa demikian.? Karna dalil2 pemimpin harus muslim itu di tujukan kepemimpinan Khilafah atau Amirul mu'minin

•lantas bagaimana negeri ini sudah terlanjur bukan berbentuk khilafah atau Amirul mu'minin?

Kita tidak perlu di pusingkan dengan sekulernya negeri ini, jgn di pusingkan dengan mayoritas masyarakat indonesia yang menghendaki negara nya bukan negara agama islam, tidak perlu terus sibuk dalam perjuangan yg tiada arti dan melelahkan entah kapan terwujud. Sedangkan apa yg di katakan Rosulullah :

وروى الإمام أحمد في المسند عن عبد الله بن عمرو، 
أن النبي قال:  لا يحل لثلاثة يكونون بفلاة من الأرض إلا أمَّرُوا عليهم أحدَهم

إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمروا أحدهم
رواه أبو داود

وللنظر إلى إجماع الصحابة بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم 
على نصب الإمام >>> قبل الاشتغال بدفنه صلى الله عليه وسلم !!
>>> فقد أخروا لأجل مبايعة أبي بكر الصديق رضي الله عنه كثيرا من أعظم المهمات والأعمال 

ومنها الاشتغال بجنازته صلى الله عليه وسلم !! ،
>>> فما دفن صلى الله عليه وسلم إلا بعد مبايعة أبي بكر رضي الله عنه !!
لما علموا من وجوب المبادرة إلى بيعة إمام عليهم ، 
لما فيه من معاني القوة والجماعة والتآلف

قال الحافظ أحمد بن علي بن حجر العسقلاني رحمه الله :
[ وأجمعوا على انه يجب نصب خليفة ] فتح الباري م 13 ص 208

قال القرطبي رحمه الله في تفسير قوله تعالى
[ وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـٰئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِى ٱلأَرْضِ خَلِيفَةً ]
[[ هذه الآية أصل في نصب إمام وخليفة يسمع له ويطاع، لتجتمع به الكلمة، وتنفذ به أحكام الخليفة. ]] 
--------

Eit..... Tunggu dulu....

Di sini saya tidak mengajak mendirikan negara islam, atau melakukan makar, saya tetap cinta NKRI dengan pancasila dan UUD 1945.

Namun ini jangan menjadi kan kita putus asa karna firqohnya islam anda alias bukan Al-jamaah yg di syariatkan

Kabar gembira nya di indonesi ini sudah ada Al-jamaah itu, yang mana فرقة الناجية itu berdiri dan hidup di indonesia dengan damai, bukan golongan teroris itu, bukan pula yg berbentuk partai, Al-jamaah itu tujuan hidupnya adalah ibadah menetapi Quran dan Hadits secara Berjamaah, tidak ikut-ikutan partai politik atau berebut kekuasaan atau jabatan, tujuannya hanya ingin masuk surga selamat dari neraka. Siapakah mereka...

Allah yg akan menunjukan siapa mereka itu kepada anda

----------

Baik, kita lanjut....dengan tulisan di bawah ini yg saya ambil dari blog kawan saya, namun akurasi sejarah hanya والله اعلم :

Bagaimana dengan negara indonesia???

Awalnya para pejuang islam indonesia berkehendak untuk mewujudkan indonesia adalah negara islam, teokratik. Ini tertuang dalam piagam jakarta. Tapi banyak pertentangan dan akhirnya dihapuslah kalimat “menjalankan syariat” pada piagam jakarta. Dan sebagai gantinya pada UUD 45 pasal 29, Negara menjamin kebebasan penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Negara tidak berdasarkan salah satu agama. Masalah agama dipisahkan dengan masalah urusan dunia dengan membuat departemen sendiri yaitu departemen agama, membuat Kantor Urusan Agama, dan pengadilan Agama.

 

Bagaimana dengan golongan yang ingin menerapkan sistem kepemimpinan seperti jaman nabi??

 

Karena sistem kepemimpinan berbasis syariat islam murni secara teokratik tidak mendapatkan tempat di indonesia, maka aspirasi tersebut tidak tersalurkan secara formal. Ada yang berupa gerakan islam radikal, ada yang sekedar wacana dalam majelis dakwah dan ada juga yang melaksanakan kepemimpinan secara syirri. Selama tidak mengganggu stabilitas negara, tidak melakukan pemberontakan oleh pemerintah masih dijamin kebebasanya, sebagaimana kebebasan berserikat dan berkumpul.

 

Bagaimana kepemimpinan secara syirri??

Arti syirri adalah tidak terang-terangan. Sebagai contoh adalah Nikah syirri. Nikah syirri adalah nikah yang dilakukan sesuai aturan agama tetapi tidak dicatatkan ke pemerintah. Nikah yang tidak tercatat ini banyak terjadi di kampung-kampung pelosok yang tidak mampu membiayai administrasi, pada masa-masa dulu sebelum indonesia merdeka, dan masa sekarang yang masih menerapkan hukum adat misalnya dayak pedalaman.

 

Golongan yang pernah menerapkan kepemimpinan/ keamiran syirri ini contohnya adalah :

1. golongan mameluk. Mereka adalah golongan budak yang pada masa dinasti khilafah fatimiah mesir. Khilafah fatimiah berhaluan syiah, sedangkan golongan mameluk ini merupakan kelompok dakwah yang bertujuan menegakkan syariah secara sunni. Imam dibai’at secara syirri. Setelah khilafah fatimiah runtuh, golongan mameluk ini menjadi khilafah mameluk.

 

2. Masa-masa dinasti umayah ada masa keamiran dijalankan secara syirri. Bahkan dimasa sangat awal ketika abdurrohman melarikan diri dari bagdad ke cordoba dan mendirikan keamiran disana. (abad 5 H)

 

3. masa-masa mohammad bin abdul wahab sebelum mampu menguasai hijaz. Hijaz masih masuk dalam kekuasaan otoman. (1800-1900 an).

 

4. imam ahmad bin hambal, pada saat khilafah abasiyah di taklukkan bangsa tartar. Dia tidak membai’at hulagu khan sang penguasa, walaupun akhirnya hulagu masuk islam. (th.1280 an)

 

5. Imam malik, menentang kholifah pada masanya yang mempunyai faham mu’tazilah. Kholifah memaksa seluruh rakyat membai’atnya. Tapi imam malik membela rakyat yang tidak mau membai’at kholifah. Akhirnya imam malik diseret dengan kuda, disiksa dan dimasukkan penjara.

 

6. peto syarif yang berhaluan wahabi dibai’t sebagai imam di daerah bonjol dan terkenal sebagai imam bonjol , padahal saat itu daerah Bonjol masuk dalam kekuasaan hindia belanda. Masyarakat bonjol tidak membai’at ratu belanda sebagai imam. (th.1820 an)

 

7. Imam Abu a’la almaududi ikut berjuang mendirikan pakistan merdeka dengan syariat islam. Ternyata setelah pakistan merdeka syariat islam tidak dijalankan. Ia mendirikan keamiran dan uzlah mengisolasi diri di daerah terpencil di Lahore (suatu daerah masih masuk Negara india) dengan jamaahnya yang hanya berjumlah 625 orang. (th.1940 an)

 

8. sunan giri dan murid-muridnya yang uzlah karena pemerintah majapahit adalah pemerintahan hindu. ia uzlah ke hutan membentuk masyarakat dan berdakwah hingga terbentuk kerajaan giri kedaton. (th.1500 an).

 

9. Pangeran diponegoro, yang bergerilya di wilayah yogjakarta memimpin jamaahnya memberontak pada Belanda. Jogja masuk wilayah kekuasaan belanda. Pangeran diponegoro sebagai amir ( kalo pedoman dan niatnya benar )bergelar “ Sultan Abdul Hamid kholifatulloh syayidin panoto agomo tanah jowo” (th.1825)

NETRAL

sekedar renungan, dari : sosrokartono

Bersambung.... (Masih panjang)

Jumat, 19 Agustus 2016

97. Alwaarits (Asmaul husna)

Hikmah Asmaul husna

97. *Alwaarits الوارث (dzat yang mewaris)
•...Dan aku yg mewaris (Alhijr 23)*

*Pengertiannya :
•Dzat yg kekal setelah binasanya semua makhluk, yg mewaris segala sesuatu setelah fana nya semua di langit dan bumi.

•Allah yg mewariskan harta benda orang kafir kepada orang iman di dunia, contoh harta benda firaun yg di waris kepada nabi musa dan bani insroil.

Dan mewariskan tempat orang kafir di surga untuk orang iman, yaitu jatah tempat di surga untuk orang kafir yg justru masuk dan kekal di neraka.

ولقد كتبنا في الزبور من بعد ذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحين (الأنبياء ١٠٥)
Perhatikan lafaz الصالحون sebagai syarat mendapat warisan surga itu.

الئك هم الوارثون (المؤمنون)

Orang iman yg mewaris bagian orang kafir, sehingga satu orang iman kawasannya di surga luas sekali. Bahkan dalam hadits di sebutkan bagian nikmat terendah ahli surga adalah sebanding memiliki 10 kali dunia.

•Dan Allah yg mewariskan warisan yg agung di dunia yaitu Kitabullah pada orang orang yg di pilih-Nya karna cinta dan karomah.¹  Dan Allah memberi nikmat  pada orang yang di kehendaki

Orang yg Ahlulquran, dia hafiz Alquran, mengamalkan alquran, mendapatkan derajat yg tinggi di surga.*

¹. _warisan paling agung di dunia adalah kitabullah,
ثم أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا

------->

åAhlu Alquran adalah Ahlu Allah
اهل القرأن أهل االله وخاصته (ابن ماجه)
Jadi di jamaah ini sedang di bentuk generasi jamaah yg Ahlu Alquran

åAhlu Alquran itu adalah yg Hafal, faham fan mengamalkan isi Alquran.

√•Ibu Aisyah ketika di tanya kesehariannya  beliau menjawab"كان خلقه القرأن " kesehariannya adalah seperi Alquran. (Muslim)

åDi ahirat Ahli quran akan di suruh membaca hafalan Alquran nya , dan kedudukan surga nya sesuai ayat terakhir bacannya.
إقرأ وارتقى ورتل كما كنت ترتل في الدنيا وإن منزلك عند أخر أية تقرؤها (الترمذى، ابو داود)

åAhlu Alquran tak akan di makan oleh bumi
إذا مات حامل القرأن أوخى الله الارض أن لا تأكلى لحمه، فتقول الارض يا رب كيف اكل لحمه والقرأن عن جوفه (ابن عساكر)

Hadits ini sesuai hadits nabi ketika setelah perang uhud, nabi mangubur dua syuhada dalam satu liang, nabi menyuruh yg Hafiz Alquran di posisi terdepan menghadapi malaikat. Menunjukan Malaikat pun Ridlo pada Ahli quran.

åAllah tidak menurunkan Alquran untuk celaka
ما أنزلنا عليك القرأن لتشقى (طاه ٢)

الوصايا العشر Sepuluh Wasiat

وقوله: {قل تعالوا أتل ما حرم ربكم عليكم ألا تشركوا به شيئا} الآيات [الأنعام: ١٥١، ١٥٣] (١) .
تعالوا: هلموا وأقبلوا.
أتل: أقصص عليكم وأخبركم.
حرم: الحرام الممنوع منه، وهو ما يعاقب فاعله ويثاب تاركه.
الآيات: أي إلى آخر الآيات الثلاث من سورة الأنعام. من قوله: {قل تعالوا} إلى قوله في ختام الآية الثالثة: {ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون} .
المعنى الإجمالي للآية: يأمر الله نبيه أن يقول لهؤلاء المشركين الذين عبدوا غير الله، وحرموا ما رزقهم الله، وقتلوا أولادهم تقربا للأصنام، فعلوا ذلك بآرائهم وتسويل الشيطان لهم: هلموا أقص عليكم ما حرم خالقكم ومالككم تحريما حقا لا تخرصا وظنا، بل بوحي منه، وأمر من عنده، وذلك فيما وصاكم به في هذه الوصايا العشر، التي هي:

أولا: وصاكم ألا تشركوا به شيئا، وهذا نهي عن الشرك عموما، فشمل كل مشرك به من أنواع المعبودات من دون الله، وكل مشرك فيه من أنواع العبادة.
ثانيا: ووصاكم أن تحسنوا بالوالدين إحسانا، ببرهما وحفظهما وصيانتهما وطاعتهما في غير معصية الله، وترك الترفع عليهما.
ثالثا: وصاكم أن لا تقتلوا أولادكم من إملاق، أي لا تئدوا بناتكم، ولا تقتلوا أبناءكم خشية الفقر، فإن رازقكم ورازقهم، فلستم ترزقونهم، بل ولا ترزقون أنفسكم.
رابعا: ووصاكم أن لا تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن، أي المعاصي الظاهرة والخفية.
خامسا: ووصاكم أن لا تقتلوا النفس التي حرم الله قتلها، وهي النفس المؤمنة والمعاهدة إلا بالحق، الذي يبيح قتلها من قصاص أو زنا بعد إحصان أو ردة بعد إسلام.
سادسا: ووصاكم أن لا تقربوا مال اليتيم –وهو الطفل الذي مات أبوه- إلا بالتي هي أحسن من تصريفه بما يحفظه، وينميه له حتى تدفعوه إليه حين يبلغ أشده، أي: الرشد وزوال السفه مع البلوغ.
سابعا: {وأوفوا الكيل والميزان بالقسط لا نكلف نفسا إلا وسعها} أي: أقيموا العدل في الأخذ والإعطاء حسب استطاعتكم.
ثامنا: {وإذا قلتم فاعدلوا ولو كان ذا قربى} .
أمر بالعدل في القول على القريب والبعيد بعد الأمر بالعدل في الفعل.
تاسعا: {وبعهد الله} أي: وصيته التي وصاكم بها {أوفوا} ،

3 Sumber kaesalahan manusia

قال ابن القيم – رحمه الله – :
” أصول الخطايا كلها ثلاثة :
الكِبْرُ : وهو الذي صار إبليس إلى ما أصاره .
والحرص : وهو الذي أخرج آدم من الجنة .
والحسد : وهو الذي جر ابن آدم على أخيه .
فمن وقي شر هذه الثلاثة فقد وقي الشر فالكفر من الكبر والمعاصي من الحرص والبغي والظلم من الحسد ” .

» Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Pokok semua kesalahan ada tiga (yaitu) :

(1) Sombong. Hal inilah yang menjadikan Iblis seperti itu.

(2) Rakus (Ambisi). Hal inilah yang menjadikan nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga.

(3) Iri dan dengki. Inilah yang menyebabkan putra Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (yaitu membunuh Habil).

Maka barangsiapa dilindungi (Allah) dari keburukan tiga kesalahan tersebut, maka sungguh ia telah dilindungi dari segala keburukan. Yang demikian ini karena kekufuran itu terjadi disebabkan sifat sombong, perbuatan maksiat disebabkan sifat rakus (ambisi terhadap dunia), dan perbuatan zholim terjadi disebabkan sifat iri dan dengki.” (Lihat kitab Al-Fawaaidhal.58).

Seorang urwah bin zubair

ADALAH Urwah bin Zubair, salah seorang tabi’in yang diberi ujian bertumpuk-tumpuk. Masa itu ia hidup di pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik (khalifah keenam dari khalifah-khalifah Bani Umayyah, dan pada zamannya kekuasaan Islam pada puncak-puncaknya). Saat itu kaki Urwah terkena tumor. Penyakit yang mampu menggerogoti tubuh dari dalam. Agar tidak menjalar pada tubuh yang lain, maka Kaki Urwah harus diamputasi. Dokter menyarankan meminum alhokol supaya nanti saat dimputasi tidak merasakan sakit.

Lantas urwah berkata, “Itu tidak mungkin.! Aku tidak akan menggunakan sesuatu yang haram terhadap kesembuhan yang aku harapkan.”

Sang dokter berkata, “kalau begitu aku akan membius Anda.”

Urwah berkata lagi, “Aku tidak ingin kalau ada satu dari anggota badanku yang diambil sedangkan aku tidak merasakan sakitnya. Aku hanya berharap pahala di sisi Allah atas hal ini.”

Urwah hanya ingin satu permintaan saja. yaitu sholat saat kakinya diamputasi. Lantas kaki Urwah diamputasi tengah shalat berlangsung. Begitu khusyu’ shalatnya Urwah, sampai-sampai ia tidak merasakan apa-apa saat kakinya diamputasi.

Subhanallah. Tingkat kekhusyu’an seperti apa yang dimiliki seorang tabi’in ini hingga tak merasakan sedikitpun rasa sakit?

Sebelumnya Urwah sedang dirudung duka. Anaknya yang bernama muhammad meninggal. Berawal dari sang anak pertama itu hendak bermain bersama kudanya, tak disangka hewan itu menendangnya. Saat itu juga anaknya meninggal.

Al-Walid bin Abdul Malik menghibur Urwah atas musibah yang bertubi-tubi menimpanya. Urwah telah kehilangan anak, dan setelah itu, ia kehilangan kakinya.

Setelah kejadian itu, Urwah bertemu seorang buta dari bani ‘Abs. Orang buta itu bercerita, dahulu ia tidak buta dan memiliki banyak harta serta keluarga. Tidak ada yang lebih banyak harta dan keluarganya kecuali orang buta tersebut. Suatu ketika orang dari bani ‘Abs ini singgah disebuah lembah tempat tinggal kaumnya. Di tengah malam, tiba-tiba terjadi banjir besar. datangnya banjir itu menghanyutkan apa yang dia punya. Dari keluarga, harta dan tempat tinggalnya hilang.

Tidak ada yang tersisa kecuali seekor unta dan bayi yang tak jauh dari hewan itu. Saat dia hendak mendekati unta itu, ternyata ia takut dan menjauhi laki-laki tersebut. Ia mengejar hewan itu, hingga meninggalkan bayi yang ada didekatnya tadi. Namun terdengar teriakan dari sang bayi. Saat dilihat, ternyata kepala sang bayi sudah berada dimulut serigala. Hatinya begitu teriris melihat pemandangan itu. Ia sudah tidak bisa menolong bayi itu.

Lantas Ia mendekati unta yang dari tadi dikejarnya. Jarak antara dirinya dengan unta tersebut sudah dekat. Tapi anehnya hewan tersebut tiba-tiba memberontak lantas menendang kepala orang itu hingga buta, dan pelipisnya robek.

Akhirnya orang itu sudah lengkap kehilangan. Kehilangan keluarga, harta dan matanya pada satu malam saja.

Demikianlah kisah yang penuh dengan kesabaran. Luasnya sabar menunjukkan besarnya iman. Iman bukan tumbuh dari banyaknya musibah yang menimpa. Musibah hanya sebagai penguat mental dan membentuk baja reaktif dalam hati. Tapi iman tumbuh dari seberapa taat dan patuh dalam menunaikan perintah Allah dan Nabinya.

Kemudian yakin dengan haqqul yakin, terhadap semua perkara keimanan, tanpa sedikitpun bercampur dengan keraguan. Di saat ujian datang bagi orang beriman, ujian merupakan bentuk lain dari kasih sayang Allah kepada hambanya.

Lalu, sampai kapan terus bersabar? Sampai Allah bilang, “Tugasmu didunia sudah selesai, maka pulanglah

Ruqyah syar'i

Berikut adalah Ayat- Ayat Ruqyah

Baqarah, ayat 1-5

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الم
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُوْنَ

وَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَ مَا أُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَ بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ

أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْن
Albaqoroh 102
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُون
Baqarah, ayat 163_164
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِِ
وَ إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْم(163)

إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ اخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَ الْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاء مِنْ مَّاء فَأَحْيَى بِهِ الْأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَ بَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَّةٍ وَ تَصْرِيْفِ الرِّيَاحِ وَ السَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ لَآيَاتٍ  لِقَوْمٍ يَعْقِلُون 164َ
Albaqoroh 255
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِِ
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Baqarah, ayat 285-286
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
{آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286) }

Ali Imron 18-19
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18) إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (19)

Al a'rof 54-56
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ 54

ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ 55

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ     56

Al-A'raf, ayat 117-122
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
{وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (11
_______________________

Lampiran ayat-ayat Ruqyah :

1.البقرة اية 1-5،102،163-164،255،295-286.
2.ال عمران 18-19.
3.الاعراف 54-56,117-122
4.يونس 81-82
5.طه 69
6.الموءمنون 115-118
7.الصافات 1-10
8.الاحقاف 29-32
9.الرحمن 33-36
10.الحشر 21-24
11.الجن 1-9
12.الاخلاص،الفلق،الناس.

Adapun cara atau praktiknya. :

1.Membaca taawud dan basmalah setiap pergantian surat.

2.Bacalah di dekat telinga orang yang sakit dengan tartil sambil di pegang ubun2nya.

3.khusyu dan menghayati ma'nanya.

4.ketika melawati ayat yg menunjukan keagungan Alloh / kerugian dan lemahnya upadaya setandan tukang sihir contoh
A, al-baqoroh ayat 102,.
B, al-a'rof ayat 120
C, yunus ayat 81
D, toha ayat 69
Supaya dibaca berulang kali (3x, 5x, 7x, dst,) untuk menguatkan keyakinan yang membaca pada kekuatan dan kekuasaan Alloh,dan melemahkan dan menjatuhkan mental setan/jin agar cepat keluar dari jasat yang sakitdan tidak mengganggu lagi.

5.Atau di bacakan di air sambil di minumkan.                                             6.Atau di cipratkan dan di usapkan di wajahnya.
7.Atau untuk air mandinya yang sakit....

Semoga Alloh paring kesembuhan pertolongan lan ke barokahan, Aamiiin

Nazoman assatibi

[ حرز الأماني - ابن فيرة الشاطبي ]
الكتاب : حرز الأماني ووجه التهاني في القراءات السبع
المؤلف : القاسم بن فيرة بن خلف الشاطبي
الناشر : دار الكتاب النفيس - بيروت
الطبعة الأولى ، 1407
عدد الأجزاء : 1

بسم الله الرحمن الرحيم 
( بدأت ببسم الله في النظم أولا ... تبارك رحمانا رحيما وموئلا ) 
( وثنيت صلى الله ربي على الرضا ... محمد المهدى إلى الناس مرسلا ) 
( وعترته ثم الصحابة ثم من ... تلاهم على الإحسان بالخير وبلا ) 
( وثلثت أن الحمد لله دائما ... وما ليس مبدوءا به أجذم العلا ) 
( وبعد فحبل الله فينا كتابه ... فجاهد به حبل العدا متحبلا ) 
( وأخلق به إذ ليس يخلق جدة ... جديدا مواليه على الجد مقبلا ) 
( وقارئه المرضي قر مثاله ... كالاترج حاليه مريحا وموكلا ) 
( هو المرتضى أما إذا كان أمة ... ويممه ظل الرزانة قنقلا ) 
( هو الحر إن كان الحري حواريا ... له بتحريه إلى أن تنبلا ) 
( وإن كتاب الله أوثق شافع ... وأغني غناء واهبا متفضلا ) 
( وخير جليس لا يمل حديثه ... وترداده يزداد فيه تجملا ) 
( وحيث الفتى يرتاع في ظلماته ... من القبر يلقاه سنا متهللا ) 
( هنالك يهنيه مقيلا وروضة ... ومن أجله في ذروة العز يجتلا ) 
( يناشد في إرضائه لحبيبه ... وأجدر به سؤلا إليه موصلا ) 
( فيا أيها القاري به متمسكا ... مجلا له في كل حال مبجلا ) 
( هنيئا مريئا والداك عليهما ... ملابس أنوار من التاج والحلا ) 
( فما ظنكم بالنجل عند جزائه ... أولئك أهل الله والصفوة الملا ) 
( أولو البر والإحسان والصبر والتقى ... حلاهم بها جاء القران مفصلا ) 
( عليك بها ما عشت فيها منافسا ... وبع نفسك الدنيا بأنفاسها العلا ) 
( جزى الله بالخيرات عنا أئمة ... لنا نقلوا القرآن عذبا وسلسلا ) 
( فمنهم بدور سبعة قد توسطت ... سماء العلى والعدل زهرا وكملا ) 
( لها شهب عنها استنارت فنورت ... سواد الدجى حتى تفرق وانجلا ) 
( وسوف تراهم واحدا بعد واحد ... مع اثنين من أصحابه متمثلا ) 
( تخيرهم نقادهم كل بارع ... وليس على قرآنه متأكلا ) 
( فأما الكريم السر في الطيب نافع ... فذاك الذي اختار المدينة منزلا ) 
( وقالون عيسى ثم عثمان ورشهم ... بصحبته المجد الرفيع تأثلا ) 
( ومكة عبد الله فيها مقامه ... هو ابن كثير كاثر القوم معتلا ) 
( روى أحمد البزي له ومحمد ... على سند وهو الملقب قنبلا ) 
( وأما الإمام المازني صريحهم ... أبو عمرو البصري فوالده العلا ) 
( أفاض على يحيى اليزيدي سيبه ... فأصبح بالعذب الفرات معللا ) 
( أبو عمر الدوري وصالحهم أبو ... شعيب هو السوسي عنه تقبلا ) 
( وأما دمشق الشام دار ابن عامر ... فتلك بعبد الله طابت محللا ) 
( هشام وعبد الله وهو انتسابه ... لذكوان بالإسناد عنه تنقلا ) 
( وبالكوفة الغراء منهم ثلاثة ... أذاعوا فقد ضاعت شذا وقرنفلا ) 
( فأما أبو بكر وعاصم اسمه ... فشعبة راويه المبرز أفضلا ) 
( وذاك ابن عياش أبو بكر الرضا ... وحفص وبالإتقان كان مفضلا ) 
( وحمزة ما أزكاه من متورع ... إماما صبورا للقرآن مرتلا ) 
( روى خلف عنه وخلاد الذي ... رواه سليم متقنا ومحصلا ) 
( وأما علي فالكسائي نعته ... لما كان في الإحرام فيه تسربلا ) 
( روى ليثهم عنه أبو الحارث الرضا ... وحفص هو الدوري وفي الذكر قد خلا ) 
( أبو عمرهم واليحصبي ابن عامر ... صريح وباقيهم أحاط به الولا ) 
( لهم طرق يهدى بها كل طارق ... ولا طارق يخشى بها متمحلا ) 
( وهن اللواتي للمواتي نصبتها ... مناصب فانصب في نصابك مفضلا ) 
( وها أنا ذا أسعى لعل حروفهم ... يطوع بها نظم القوافي مسهلا ) 
( جعلت أبا جاد على كل قارئ ... دليلا على المنظوم أول أولا ) 
( ومن بعد ذكري الحرف أسمي رجاله ... متى تنقضي آتيك بالواو فيصلا ) 
( سوى أحرف لا ريبة في اتصالها ... وباللفظ أستغني عن القيد إن جلا ) 
( ورب مكان كرر الحرف قبلها ... لما عارض والأمر ليس مهولا ) 
( ومنهن للكوفي ثاء مثلث ... وستتهم بالخاء ليس بأغفلا ) 
( عنيت الألى أثبتهم بعد نافع ... وكوف وشام ذالهم ليس مغفلا ) 
( وكوف مع المكي بالظاء معجما ... وكوف وبصر غينهم ليس مهملا ) 
( وذو النقط شين للكسائي وحمزة ... وقل فيهما مع شعبة صحبة تلا ) 
( صحاب هما مع حفصهم عم نافع ... وشام سما في نافع وفتى العلا ) 
( ومك وحق فيه وابن العلاء قل ... وقل فيهما واليحصبي نفر حلا ) 
( وحرمي المكي فيه ونافع ... وحصن عن الكوفي ونافعهم علا ) 
( ومهما أتت من قبل أو بعد كلمة ... فكن عند شرطي واقض بالواو فيصلا ) 
( وما كان ذا ضد فإني بضده ... غني فزاحم بالذكاء لتفضلا ) 
( كمد واثبات وفتح ومدغم ... وهمز ونقل واختلاس تحصلا ) 
( وجزم وتذكير وغيب وخفة ... وجمع وتنوين وتحريك اعملا ) 
( وحيث جرى التحريك غير مقيد ... هو الفتح والإسكان آخاه منزلا ) 
( وآخيت بين النون واليا وفتحهم ... وكسر وبين النصب والخفض منزلا ) 
( وحيث أقول الضم والرفع ساكتا ... فغيرهم بالفتح والنصب أقبلا ) 
( وفي الرفع والتذكير والغيب جملة ... على لفظها أطلقت من قيد العلا ) 
( وقبل وبعد الحرف آت بكل ما ... رمزت به في الجمع إذ ليس مشكلا ) 
( وسوف أسمي حيث يسمح نظمه ... به موضحا جيدا معما ومخولا ) 
( ومن كان ذا باب له فيه مذهب ... فلا بد أن يسمى فيدرى ويعقلا ) 
( أهلت فلبتها المعاني لبابها ... وصغت بها ما ساغ عذبا مسلسلا ) 
( وفي يسرها التيسير رمت اختصاره ... فأجنت بعون الله منه مؤملا ) 
( وألفافها زادت بنشر فوائد ... فلفت حياء وجهها أن تفضلا ) 
( وسميتها حرز الأماني تيمنا ... ووجه التهاني فاهنه متقبلا ) 
( وناديت اللهم يا خير سامع ... أعذني من التسميع قولا ومفعلا ) 
( إليك يدي منك الأيادي تمدها ... أجرني فلا أجري بجور فأخطلا ) 
( أمينا وأمنا للأمين بسرها ... وإن عثرت فهو الأمون تحملا ) 
( أقول لحر والمروءة مرؤها ... لإخوته المرآت ذو النور مكحلا ) 
( أخي أيها المجتاز نظمي ببابه ... ينادى عليه كاسد السوق أجملا ) 
( وظن به خيرا وسامح نسيجه ... بالاغضاء والحسنى وإن كان هلهلا ) 
( وسلم لإحدى الحسنيين إصابة ... والأخرى اجتهاد رام صوبا فأمحلا ) 
( وإن كان خرق فادركه بفضله ... من الحلم وليصلحه من جاد مقولا ) 
( وقل صادقا لولا الوئام وروحه ... لطاح الأنام الكل في الخلف والقلا ) 
( وعش سالما صدرا وعن غيبة فغب ... تحضر حظار القدس أنقى مغسلا ) 
( وهذا زمان الصبر من لك بالتي ... كقبض على جمر فتنجو من البلا ) 
( ولو أن عينا ساعدت لتوكفت ... سحائبها بالدمع ديما وهطلا ) 
( ولكنها عن قسوة القلب قحطها ... فيا ضيعة الأعمار تمشي سبهللا ) 
( بنفسي من استهدى إلى الله وحده ... وكان له القرآن شربا ومغسلا ) 
( وطابت عليه أرضه فتفتقت ... بكل عبير حين أصبح مخضلا ) 
( فطوبى له والشوق يبعث همه ... وزند الأسى يهتاج في القلب مشعلا ) 
( هو المجتبى يغدو على الناس كلهم ... قريبا غريبا مستمالا مؤملا ) 
( يعد جميع الناس مولى لأنهم ... على ما قضاه الله يجرون أفعلا ) 
( يرى نفسه بالذم أولى لأنها ... على المجد لم تلعق من الصبر والألا ) 
( وقد قيل كن كالكلب يقصيه أهله ... وما يأتلي في نصحهم متبذلا ) 
( لعل إله العرش يا إخوتي يقي ... جماعتنا كل المكاره هولا ) 
( ويجعلنا ممن يكون كتابه ... شفيعا لهم إذ ما نسوه فيمحلا ) 
( وبالله حولي واعتصامي وقوتي ... ومالي إلا ستره متجللا ) 
( فيا رب أنت الله حسبي وعدتي ... عليك اعتمادي ضارعا متوكلا )

---------

عن أبي أمامة رضي الله عنه قال : سمعت رسول صلى الله عليه وسلم يقول : " اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه " رواه مسلم 
وعن أبي موسى الأشعري رضى الله عنه قال : قال رسول صلى الله عليه وسلم : " مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة ريحها طيب وطعمها طيب ، ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة لا ريح لها وطعمها حلو ، ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانة ريحها طيب وطعمها مر ، ومثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة ليس لها ريح وطعمها مر " متفق عليه 

وَإِنَّ كِتَابَ اللهِ أَوْثَقُ شَافِعٍ*** وَأَغْنى غَنَاءً وَاهِباً مُتَفَضِّلاَ

وَخَيْرُ جَلِيسٍ لاَ يُمَلُّ حَدِيثُهُ ***وَتَرْدَادُهُ يَزْدَادُ فِيهِ تَجَمُّلاً

وَحَيْثُ الْفَتى يَرْتَاعُ فيِ ظُلُمَاتِهِ ***مِنَ اْلقَبرِ يَلْقَاهُ سَناً مُتَهَلِّلاً

هُنَالِكَ يَهْنِيهِ مَقِيلاً وَرَوْضَةً ***وَمِنْ أَجْلِهِ فِي ذِرْوَةِ الْعِزّ يجتُلَى

يُنَاشِدُه في إرْضَائِهِ لحبِيِبِهِ ***وَأَجْدِرْ بِهِ سُؤْلاً إلَيْهِ مُوَصَّلاَ

فَيَا أَيُّهَا الْقَارِي بِهِ مُتَمَسِّكاً *** مُجِلاًّ لَهُ فِي كُلِّ حَالٍ مُبَجِّلا

هَنِيئاً مَرِيئاً وَالِدَاكَ عَلَيْهِما***مَلاَبِسُ أَنْوَارٍ مِنَ التَّاجِ وَالحُلا

فَما ظَنُّكُمْ بالنَّجْلِ عِنْدَ جَزَائِهِ ***أُولئِكَ أَهْلُ اللهِ والصَّفَوَةُ المَلاَ

أُولُو الْبِرِّ وَالْإِحْسَانِ وَالصَّبْرِ وَالتُّقَى***حُلاَهُمُ بِهَا جَاءَ الْقُرَانُ مُفَصَّلاَ

من متن الشاطبية

وعن ابن عباس رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "ان الذي ليس في جوفه شئ من القرآن كالبيت الخرب " رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح 

وقال صلى الله عليه وسلم : "من استمع إلى آية من كتاب الله كتبت له حسنة مضاعفة ومن تلاها كانت له نوراً يوم القيامة " رواه أحمد 

وقال صلى الله عليه وسلم : "عليك بتلاوة القرآن فإنه نور لك في الأرض وذكر لك في السماء " رواه ابن عباس 

ثواب قارئ القرآن 
    أما عن الثواب الذي يناله قارئ القرآن فعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " من قرأ حرفاً من كتاب الله تعالى فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها ، لا أقول ألم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف " رواه الترمذي 

فهذا الحديث الشريف يبين فضل وعظمة هذا القرآن العظيم ويبين أيضاً الجزاء الأوفى والأجر العظيم الذي يناله قارئ القرآن الكريم فبمجرد القراءة يأخذ الإنسان هذا الأجر فما بالنا بمن قرأ وأحسن وجود القرآن وعمل بما فيه فإن الله تعالى يعظم له الأجر كما قال تعالى: " من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها ".