Rabu, 31 Maret 2010

Info Nasehat

ASMAULKHUSNA                                                                                                                                                                   Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Selasa, 30 Maret 2010

Nasehat

JABARIAH DAN QODARIAH

JABARIAH DAN QODARIAH

A. JABARIAH

Kata jabariah berasal dari kata “jabara” yang artinya “memaksa”. Secara istilah Jabariah adalah suatu golongan yang mengatakan segala perbuatan manusia sesunggungnya datang dari Allah dengan kata lain segala perbuatan manusia terpaksa dilakukan.

Ayat yang menjadi alas an orang ini adalah :

Artinya ;

“Allah menciptaan kamu dan apa yang kamu perbuat” (Q.S. Ash-Shaffat: 96)

Doktrin-doktrin Jabariah

a. Golongan Ekstrim

Mengatakan bahwa segala sesuatu perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan pada dirinya.

Pendapat Jham bin Shofyan orang dari khurasan dan tinggal di Khuffah mengatakan tentang teologi Jabariah Ekstrim adalah:

  1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, tidak mempunyai daya, tidak mempunyai pilihan.
  2. Surga dan neraka tidak kekal, tidak ada yang kekal selain Tuhan
  3. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
  4. Al-qur’an adalah makhluk.

b. Golongan Moderat

Mengatakan bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baikn perbuatan baik dan buruk, tetapi manusia mempunyai bagian didalamnya.

Pendapat An-Najjar (wafat : 230 H) diantara pendapatnya dari Jabariah Moderat dari golongan Jabariah Moderat adalah :

1. Tuhan menciptakan segala sesuatu perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.

2. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat nanti, tetapi Tuhan bisa saja memindahka hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.

B. QODARIAH

Qodariah berasal dari bahasa Arab yaitu qadara artinya kemampuan dan kekuatan, sedangkan arti terminologinya adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan atau perbuata manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.

DOKTRIN-DOKTRIN QODARIAH

Golongan ini menyatakan bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk menyandarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan, seperti ayat Qur’an menyatakan :

Artinya :

“ Katakanlah, kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau (beriman) beriman lah ia, dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir (Q.S. Al-Kahf : 29)

Firman Allah :

Artinya :

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu bangsa, kecuali mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’ad : 11)

Murjiah

MURJIAH


1. Asa1-usul Kemunculan Murji'ah

Nama Murji'ah diambil dari kata irja atau arja'a yang bermakna penundaan, penangguhan. dan Pengharapan. Kata arja'a mengandung Pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah. Selain itu, arja'a berarti pula meletakkan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dan iman. Oleh karena itu Murji’ah, artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.[1]

Bagi kaum Murji'ah, orang yang melakukan dosa besar adalah tetap mukmin, soal dosa besar yang dilakukannya merupakan hak Tuhan untuk menentukannya di hari
kemudian. Alasan mereka adalah bahwa orang yang melakukan dosa besar itu masih tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan (Rasul) Allah, atau dengan kata lain masih tetap mengucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar iman. Selanjutnya, kaum Muhajirin memberikan harapan bagi orang Islam yang melakukan dosa besar, dengan mengatakan bahwa mereka tidak kekal di dalam neraka aliran Murji’ah menganggap iman lebih utama dari amal perbuatan

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murji’ah diantaranya :[2]

1. Teori yang mengatakan bahwa gagasan irja, yang merupakan basis doktrin Murji’ah, muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang diperlihatkan oleh Al-Hasan bin Muhammad A1-Hanafiyah, sekitar tahun 695. Watt, penggagas teori ini, menceritakan hahwa 20 tahun setelah kematian Muawivah. pada tahun 680, dunia Islam dikoyak oleh pertikaian sipil. Al-Mukhtar membawa faham Syi’ah ke Kufah dari tahun 685-687; Ibnu Zubayr mengklaim kekhalifahan di Mekah hingga yang berada di bawah kekuasaan Islam. Sebagai respon dari keadaan ini, muncul gagasan irja atau penangguhan (postponenment). Gagasan ini pertama kali digunakan sekitar tahun 695, Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, dalam sebuah Surat pendeknya. Dalam Surat itu, Al-Hasan menunjukkan sikap politiknya dengan mengatakan, "Kita mengakui Abu Bakar dan Umar, tetapi menangguhkan keputusan atas persoalan yang terjadi pada konflik sipil pertama yang melibatkan Usman, Ali, dan Zubayr (seorang tokoh pembelot ke Mekah)." Dengan sikap politik ini. Al-Hasan mencoba mengulangi perpecahan umat Islam. la kemudian mengelak berdampingan dengan kelompok syiah revolusioner yang terlampau menggunkan Ali dan para pengikutnya, serta menjauhkan diri dari Khawarij yang menolak mengakui ke khalifahan Muawiyah dengan alasan bahwa ia adalah keturunan dari sipendosa Usman.

2. Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara Ali dan Muawiyah, dilakukanlah tahkim (arbitrasi) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu. yang pro dan yang kontra. Kelompok kontra yang akhirnya menyatakan keluar dari Ali, yakni kubu Khawarij. Mereka memandang bahwa tahkim bertentangan dengan Al-Quran dalam pengertian, tidak bertahkim berdasarkan hokum Allah. Oleh karena itu, rnereka berpendapat bahwa melakukan tahkim itu dosa besar, dan pelakunya dapat dihukum kafir, sama seperti perbuatan dosa besar seperti zina, riba membunuh tanpa alasan yang benar, durhaka kepada orang tua, serta memfitnah wnita baik-baik. Pendapat ini ditentang sekelompok sahabat yang keudian disebut Murji'ah, yang mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan mengampuninya atau lidak.

2. Doktrin-doktrin Murji'ah

Adapun di bidang teologi, doktrin irja dikembangkan Murji'ah ketika menanggapi persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada perkembangan berikutnya, persoalan-persoalan yang ditanggapinya menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan (mortal and venial sains), tauhid, tafsir AI-Quran, eskatologi, pengampunan atas dosa besar, kemaksuman Nabi hukuman atas dosa (punishment of sins), ada yang kafir (infidel) di kalangan generasi awal Islam, tobat (redress of wrongs), hakikat Al-Quran, nama dan sifat Allah, Beserta ketentuan Tuhan.

Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, W. Montgomery, Watt merincinya sebagai berikut :[3]

a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskan di akhirat kelak.

b. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking., keempat dalam peringkat AI-Khalifah Ar-Rasyidun.

c. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

d. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis.

3. Sekte-sekte Murji'ah

Kemunculan sekte-sekte dalama kelompok Murji'ah tampaknya dipicu oleh perbedaan pendapat (bahkan hanya dalam hal intensitas) dikalangan pendukung Murji'ah sendiri. Dalam hal ini, terdapat problem yang cukup mendasar ketika para pengamat mengklasifikasikan sekte-sekte Murji’ah sebagai berikut :[4]

a. Murji’ah Moderat

Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal di dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam api neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya sehingga tidak akan masuk neraka sama sekali. Menurut Ash-Sahrastani Murji’ah Moderat terbagi atas 5 (lima) bagian yaitu :[5]

  1. Murji`ah-Khawarij
  2. Murji’ah-Qadariyah
  3. Murji’ah-Jabariyah
  4. Murji’ah Murni
  5. Murji’ah Sunni (tokohnya adalah Abu Hanifah').

B. Murji'ah Ekstrim

Menurut Murji'ah ekstrim, iman merupakan yang terpenting dalam beragama. Tetapi bagi mereka ini, yang dimaksud dengan iman ialah mengetahui Tuhan dan kufur ialah tidak tabu pada Tuhan. Iman dan kufur ini tempatnya dalam hati, bukan dalam bagian lain tubuh manusia.

Bertolak dari pengertian dan kedudukan iman di atas, Murji'ah ekstrim ini berpendapat bahwa, orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya dengan lisan, tidaklah menjadi -kafir. Bahkan sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran agama Yahudi atau agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya kepada Trinitas, dan kemudian mati, dia bukanlah kafir, melainkan tetap mukmin yang sempurna imannya. Dengan demikian, perbuatan jahat banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang, dan sebaliknya pula, perbuatan baik tidak akan merobah kedudukan orang musyrik atau politeist dan atheist menjadi mukmin.[6]

Adapun Murji’ah Ekstrim terbagi atas 4 (empat) kelompok yaitu :

a. Jahmiyah, kelompok Jahm bin Shafwan dan para pengikutnya, berpandangan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir karena iman clan kufur itu bertempat di dalam hati bukan pada bagian lain dalam tubuh manusia.

b. Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihi, berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Tuhan, sedangkan kufur adalah tidak tahu Tuhan. Salat bukan merupakan ibadah kepada Allah. Yang disebut ibadah adalah iman kepada-Nya dalam arti mengetahui Tuhan. Begitu pula zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah, melainkan sekedar menggambarkan kepatuhan.

c. Yunusiyah dan Ubaidiyah melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan-perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muclatilbin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat, banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik (politheist).

Hasaniyah menyebutkan bahwa jika seorang mengatakan, "Saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini, " maka orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir. Begitu pula orang yang mengatakan "Saya tuhu Tuhan mewajibkan naik haji ke Ka'bah, tetapi saya tidak tahu apukah Ka'bah di India atau tempat lain”.

[1] Dr. Abdul Rojak, M.Ag. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam, Hlm : 56

[2] Dr. Abdul Rojak, M.Ag. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam, Hlm : 56-57

[3] Dr. Abdul Rojak, M.Ag. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam, Hlm : 58

[4] Dr. Abdul Rojak, MAg. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam, Hlm : 59

[5] Dra. Hj. Masdalifah Daulay, Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, Untuk Kalangan Sendiri Hlm : 81

[6] Dra. Hj. Masdalifah Daulay, Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, Untuk Kalangan Sendiri

Senin, 29 Maret 2010

Ber Busana yg benar bagi Muslimah

Bagaimana sebenarnya pakaian yang dibenarkan dlm Quran & hadits untuk para muslimah. Berikut ini penjelasannya:

1. Menutup seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan

Firman Alloh dalam Q.S. An-Nur 31

… وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا … الأية * سورة النور 31

Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya (yaitu wajah dan telapak tangan)

وَ قَالَ اْلأَعْمَشُ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ : وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَ قَالَ : وَجْهَهَا وَكَفَّيْهَا وَالْخَاتَمَ * تفسير ابن كثير

Dan berkata A’mas dari Said bin jubair dari Ibnu abbas: Dan jangan menampakkan perhiasan kecuali apa-apa yang [boleh] nampak darinya, yaitu wajahnya dan telapak tangannya dan cincinnya (jarinya).

Dari ayat dan hadits tersebut terlihat bahwa semua tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangannya

2. Wanita diberikan kemurahan untuk memperlihatkan wajah dan kedua telapak tangannya

Di beberapa negara jazirah Arab, banyak wanita yang mengenakan cadar untuk menutupi wajahnya. Hal ini kadang dipersepsikan orang bahwa mengenakan cadar itu adalah wajib hukumnya bagi wanita Islam. Padahal mereka melakukan itu karena faktor keamanan.

أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ خَثْعَمَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فَرِيضَةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْحَجِّ عَلَى عِبَادِهِ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا لَا يَسْتَوِي عَلَى الرَّاحِلَةِ فَهَلْ يَقْضِي عَنْهُ أَنْ أَحُجَّ عَنْهُ قَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ فَأَخَذَ الْفَضْلُ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا وَكَانَتِ امْرَأَةً حَسْنَاءَ وَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَضْلَ فَحَوَّلَ وَجْهَهُ مِنَ الشِّقِّ الْآخَرِ * رواه النسائي والبخاري ومسلم

Sesungguhnya Ibnu Abas memberi kabar kepada Sulaiman bin Yasar bahwa ada wanita dari daerah khos’am meminta petuah kepada Rosululloh SAW pada waktu haji wada’ (pada waktu itu Rosululloh memboncengkan Fadhl bin Abbas). Wanita tersebut berkata: “Wahai Rosululloh, sesungguhnya perintah wajib dari Alloh kepada hambanya tentang haji jatuh kepada Bapak saya yang telah tua renta yang tidak bisa naik kendaraan, apakah saya harus mewakili haji Bapak saya?”. Maka Rosululloh menjawab “Ya”. Fadhl bin Abbas melihat wanita tersebut dan wanita tersebut cantik. Lalu Rosululloh SAW memalingkan wajah Fadhl bin Abbas ke arah yang lain.

Dari hadits di atas, Fadhl dapat melihat kecantikan wanita tersebut. Adalah tidak mungkin bagi Fadhl dapat menilai kecantikan seorang wanita jika wanita tersebut mengenakan cadar.

3. Menutupkan kain kerudung ke dadanya

Firman Alloh di Q.S. An-Nur 31

… وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ … الأية * سورة النور 31

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya

Ayat di atas menerangkan bahwa wanita hendaknya menutupkan lepasan/lebihan kain kerudung yang dipakaikan untuk menutupi rambutnya ke dadanya. Jadi lebihan kerudung tersebut bukan untuk diikat-ikat, dipuntir-puntir, atau diselempangkan sehingga terlihat bentuk dadanya, bahkan lehernya pun terlihat, terutama jika mengenakan baju yang kebetulan bagian lehernya agak terbuka.

4. Pakaian yang tidak ketat atau tipis (transparan)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا * رواه مسلم كتاب اللباس

Rosululloh SAW bersabda : Dua golongan termasuk ahli neraka yang belum aku lihat yaitu: Kaum yang bersama mereka beberapa cambuk seperti ekornya sapi, mereka mencambuki manusia dengan cambuk tersebut. Dan wanita-wanita yang berpakaian lagi telanjang (memakai pakaian, tetapi tipis atau ketat) yang menyimpangkan (memberikan pengaruh buruk kepada orang lain) lagi menyeleweng. Kepala mereka seperti punuknya unta yang condong (rambutnya dibuat berbagai macam model), mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga dan sesungguhnya baunya surga niscaya dijumpai dari perjalanan sekian dan sekian (40 tahun).

Dari hadits di atas diterangkan bahwa wanita yang mengenakan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuhnya atau mengenakan pakaian yang tipis tidak akan bisa masuk surga, bahkan tidak akan bisa mencium baunya surga. Padahal baunya surga itu tercium dalam jarak perjalanan 40 tahun. Di akhirat nanti, bukankah hanya ada dua tempat?. Jadi sudahkan Anda berbusana muslimah yang benar?

Setop Merokok


TIPS CARA BERHENTI MEROKOK : Lakukan
analisis atas kebiasaan-kebiasaan merokok yang telah dilakukan selama
ini. Misalnya:Kapan
waktu tersering Anda untuk merokok Kapan Anda secara otomatis
ingin merokokHasil
analisis ini akan membantu dalam mengerem keinginan merokok. Susun Daftar AlasanLakukan segala hal yang membuat ...Anda tidak
kembali merokok. Selalu ingat alasan-alasan yang mendasari Anda untuk
tidak merokok. Jika perlu susun daftar alasan itu.Menghindari kanker, gagal jantung, gangguan
pencernaan Kehidupan sosial yang lebih baik Ingat
kesehatan dan kepentingan anak / keluarga Makan lebih enak Langsung BerhentiPilihlah sebuah hari di mana Anda akan
berhenti. Dan pada hari itu, langsung berhenti total tanpa melakukan
tahapan-tahapan. Umumkan rencana Anda kepada orang-orang dekat Anda agar
mereka bisa membantu. Waspada Pada Hari-Hari AwalHari-hari awal akan terasa sangat berat.
Cobalah mengalihkan perhatian dengan mengkonsumsi permen atau permen
karet tanpa gula. Sementara waktu, kurangilah kegiatan yang berkaitan
dengan rokok, seperti pergi ke bar. Nikmati HidupUang yang seharusnya dipakai untuk membeli
rokok dapat dipakai untuk membeli hadiah bagi diri sendiri, seperti
membeli buku, membeli kaset, nonton berita, dan hal-hal menyenangkan
lainnya. Konsumsi
Rendah KaloriSelama
minggu-minggu pertama (sampai kira-kira empat minggu), makanlah makanan
yang mengandung kalori rendah. Juga minumlah banyak air.

Alfatekhah

Surat Alfatekhah sebagai mengawali pembukaan
Blog ini, Trimaksih telah membuka semoga bermanfaat untuk kita semua, amiiin. salam nasehat!!!